TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

Oleh: Syahrul Alfitrah Miolo
 
Pondok Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan Guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai  dan mempunyai asrama untuk tempat menginap Santri (Wikipedia). Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Menurut KBBI, Pondok adalah bangunan untuk tempat sementara (seperti yang didirikan di ladang, di hutan, dan sebagainya); teratak, Sedangkan Pesantren adalah asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dan sebagainya. Pondok menurut pengertian dasarnya berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu, sedangkan Pesantren adalah tempat belajar para santri.

Darun Nun merupakan salah satu pondok yang berada di lingkungan perumahan Bukit Cemara Tidar. Darun Nun memiliki motto berbahasa dan berkarya. Pengasuhnya merupakan ketua jurusan BSA di UIN Maliki Malang, yaitu ustadz Halimi Zuhdy. Ustadz-ustadz lainnya juga merupakan dosen di UIN Maliki Malang.

Darun Nun mempunyai 2 lantai. Lantai pertama merupakan pusat kegiatan santri di mana di situ ada kamar, kamar mandi, aula, dan dapur. Di lantai 2 merupakan tempat jemuran, tempat mencuci, tempat menyendiri, tempat mengerjakan tugas, tempat membaca, dan gudang

Darun Nun memiliki 5 kamar, yang masing-masing kamar diisi 5 orang. 1 kamar cukup untuk 5 orang, tapi orangnya mepet-mepetan. Meskipun begitu santri Darun Nun tidak merasa bosan atau tidak kerasan di pondok, tetapi gairah tirakat mereka semakin besar, karena kenyamanan tidak diukur dari luasnyanya bangunan akan tetapi kebersamaannya.

Darun Nun memilki 2 kamar mandi, yang satu cukup luas yang satunya sempit. Kamar mandi yang luas sering dipakai sampai-sampai menimbulkan banyak antrian. Sebaliknya kamar mandi yang satunya jarang digunakan karena sempit, digunakan apabila hanya dalam keadaan darurat.

Santri Darun Nun berasal dari berbagai daerah, mulai dari Batam, Jambi, Palembang, Tangerang, Depok, Bogor, Pati, Solo, Bojonegoro, Lamongan, Kediri, Bondowoso, Blitar, Pasuruan, Malang, Batu, Trenggalek, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Santri Darun Nun memiliki sifat yang beragam, ada yang ceria, pendiam, dan ada juga yang aneh.


Pondok Pesantren Darun Nun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH