Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

ILAIHI RAJI'UN

Gambar
  Oleh: Bagus Isnu H   Untuk apalagi ragaku ini Tak berdaya Untuk apalagi murah hatiku ini Tak merasa Sudah, mati sudah Tak ada guna, pun tak bernyawa   Kepada angin aku bercakap-cakap Hembusanmu, menancap Kepada tanah aku bergulat Kerasmu, mengikat Kepada air aku menjarak Keutuhanmu, kuat   Biarkan ketidakberdayaanku dalam rihlahku Sepi dikeramatkan, ramai dikucilkan Gelisah disematkan, bahagia dimusnahkan Cukup sudah.. Dan sudahilah..   10 Desember 2020 Pondok Pesantren Darun Nun

Review Short Movie “Wish I Were Born Form Blanket”

Gambar
sumber : youtube.com Oleh: Hilmi Gholi Hibatulloh Film pendek berjudul “Wish I were Born Form Blanket” yang disutradarai oleh Helmi Maha Putra beberapa bulan yang lalu mendapatkan juara 3 dalam Gramedia Short Film Festival. Film ini menceritakan tentang seorang gadis kecil bernama Lala yang mengalami kehidupan masa kecil yang tidak menyenangkan akibat ketidakharmonisan keluarganya. Sehingga yang seharusnya dia bisa bahagia tinggal dirumah nyatanya menjadi mati rasa akibat kedua orang tuanya yang selalu bertengkar. Dalam Film ini jalan ceritanya tidak terlalu rumit. Hanya diperlihatkan Lala sang protagonis yang mengalami kesedihan akibat pertengkaran kedua orang tuanya. Diperlihatkan hal tersebut berulang-ulang namun dengan latar dan waktu yang berbeda-beda. Dan disetiap scene tersebut pertengkaran semakin memanas dari awalnya yang hanya karena masalah sepele sampai yang besar. Latar yang diambil cukup beragam. Untuk latar tempat dimulai dari dalam rumah, depan rumah, jalan kota, taman

PUZZLE KEHIDUPAN

Gambar
  Oleh: Arfiatul Aliyah Hidup layaknya puzzle, yang penuh teka-teki Menguji dengan berbagai macam esensi Entah suka maupun duka disuguhkan tanpa basa-basi Tidak memedulikan kesiapan sang pemilik hati  Manusia dengan segala interpretasi yang dimiliki  Yang sering berhalusinasi tinggi Meski acap kali dibunuh ekspektasi  Jatuh berkali-kali, namun berusaha bangkit lagi  Pemeran yang sembunyi dibalik kata baik-baik saja  Gelak tawanya menimbulkan rasa iba Karena terlalu sering memendam luka Hingga sesak keluar air dari kelopak mata Berlari dari peliknya kenyataan  Acuh akan lelah untuk tidak mudah menyerah  Mengeluh secukupnya agar tidak mudah runtuh  Bersedih sewajarnya agar segera pulih  Adakalanya perlu berhenti untuk memberi jeda Mencari ruang dari dunia yang penuh hipokrisi  Pondok Pesantren Darun Nun Malang

LEPASKAN EGO

Gambar
 Oleh Savinatul Jannah  Kau diingatkan teman, lalu kau jawab seakan akan seperti orang yang paling cerdas di dunia ini. Ego dalam, kebaikan seperti tuna rungu, menurutku. tidak mau mendengarkan tapi percaya atau mungkin mau mendengarkan tapi enggan mempertimbangkannya. Hanya karena kau kurang serek tak sependapat dengan saran mereka. Akhirnya kau merasa lebih bisa?hahaha lucu sekali . taukah dirimu sudah diliputi oleh rasa ego yang membara, padahal, masih ada kebaikan yang lebih baik dari pada yang kamu lakukan. Sudah!! Biasakan saja dirimu agar bersikap lebih baik. Tenang atau mencoba lebih berpikir jernih. Jika tidak bisa berdiskusilah dengan orang yang ada disekitarmu. Iya!! Orang yang ada disekitarmu. Siapapun itu entah teman, keluarga,ataupun orang lain. Karena memang itu jalan terbaik, bukanlah setiap masalah kecil atau besar bisa diselesaikan dengan cara berdiskusi? Ayukk kita redahkan ego kita…. Pondok Pesantren Darun Nun Malang

KONSEKUENSI SEBUAH PILIHAN

Gambar
  https://starlightkurnianainggolan.wordpress.com/2018/08/10/arti-sebuah-pilihan/ Oleh: Siti Laila ‘Ainur Rohmah Manusia hidup selalu dihadapkan dengan sebuah pilihan. Dan setiap pilihan tentunya ada konsekuensi yang harus diterima. Konsekuensi tersebut ibarat hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Sehingga dalam sebuah pilihan nantinya harus siap juga dengan konsekuensi yang ditimbulkan.  Misalkan seorang anak memilih untuk mondok di pondok pesantren dan dia berasal dari background pendidikan yang umum. Segala kebiasaan yang dulunya terkesan bebas, kini di pondok merasa terikat dengan aturan-aturan yang ada. Karena jiwanya yang masih labil karena jadi santri baru, dia pun merasa tidak nyaman dan ingin pindah. Hal ini menjadikan seorang anak tersebut malas mengikuti kegiatan di pondok dan sering melanggar peraturan. Akhirnya orang tua yang bingung karna ketidaknyamanan anaknya membuat hati resah memikirkan di rumah, tetapi di sisi lain orang tua ingin anaknya belajar dan dididik di temp

IBA

Gambar
https://id.pinterest.com/pin/473933560757814618/ Alvian Izzul Fikri “Nak, tolong tukarkan gas elpiji di Toko Sumber Rejeki, sudah habis dari tadi pagi, uangnya ada diatas almari kulkas..” teriak Bu Sumiarti meminta tolong anaknya (Dana) untuk segera membelinya. Dana adalah seorang pelajar di salah satu SMA favorit di Surabaya,  “Iya,.. bu..” jawab Dana, lalu ia segera mengambil gas elpiji dan uang di atas almari kulkas, mengambil kunci gerbang rumah, dan mempersiapkan sepeda motornya untuk pergi ke Toko Sumber Rejeki, tanpa terlebih dahulu mengganti seragamnya. Ketika dia sampai di parkiran toko, dia melihat seorang kakek di depan Toko Sumber Rejeki yang sedang menjajakan dagangannya, terik matahari yang  dapat membakar kulit di siang hari, tak membuat semangat seorang kakek di pinggir jalan patah semangat untuk mencari pundi-pundi uang untuk bertahan hidup di tengah-tengah kerasnya kehidupan di kota besar seperti Surabaya. Nafas yang terengah-engah, keringat yang membasahi bajunya tak

JALANILAH

Gambar
Oleh: Izzat Imaniya Jarak bukan alasan kita menjadi rumit Waktu bukan alasan komunikasi menjadi sempit Ujian bukan alasan tidak bisa bangkit Tenanglah agar hati tidak terasa sempit Bertahanlah agar harapan tidak berakhir pahit Kuatkan angan yang kita susun mengangkasa Tata hati agar tak kenal putus asa Bersama lara yang selalu ada Tetap berjuang agar semesta berbangga Pondok Pesantren Darun Nun Malang 

BIOGRAFI PENGARANG KITAB MISHBAHUL MUNIR

  Oleh Ira Safira Haerullah             Syaikh Ahmad bin Muhammad Al Muqri Al Fayumi dikenal dengan nama Abu Abbas   Al Fayumi atau Al Fayumi merupakan nama dari pengarang kitab terkenal dalam dunia bahasa Arab yaitu Mishbahul Munir. Nama Al Fayumi dinisbatkan pada tempat beliau dilahirkan yaitu daerah Fayumi, Mesir. Setelah beberapa tahun kemudian beliau berpindah ke Hama, Syam. Fayumi merupakan tempat beliau dibesarkan juga menjadi tempat beliau mempelajari dan mendalami ilmu bahasa Arab. Wafat             Beliau adalah seorang alim yang ahli di bidang linguistik juga merupakan ulama’ pada abad ke delapan yang sangat ahli dalam bahasa Arab. Menjadi seorang yang ahli dalam bidang bahasa Arab tentu tidak terlepas dari   ajaran guru beliau yaitu Imam Abu Hayyan Muhammad ibn Yusuf ( w.754 H). Dari sang gurulah Abu Abbas al Fayumi belajar dan memperdalam ilmu bahasa Arab juga mempelajari bacaan serta fiqih Imam Syafi’i. Di Mesir beliau tinggal di Hama dan menetapnya di sana. Pada mas

TAK SEBAIK NAMAKU

Gambar
  Dok Pribadi                                                  Oleh : Daiyatul Choirot                 T erlahir di dunia, siapa yang menyangka, dengan keadaan seperti sekarang siapa yang tahu. Kita sekarang bagaikan wayang yang sedang dipermainkan di panggung skenarionya Allah. Mungkin tak hanya satu atau dua orang yang bertanya “kok bisa ya aku jadi seperti sekarang”, “kenapa aku terlahir seperti ini, dengan keadaan keluarga yang mampu atau mungkin sebaliknya” atau mungkin pas kecil bahkan sekarang pun kita masih bertanya-tanya “besok aku jadi apa ya kalau sudah besar, dan terjun ke masyarakat”. Jawaban semua orang mungkin hampir sama jika ada pertanyaan itu ke kamu, “usaha dan doa”. Di dunia ini pun kita pasti menemukan berbagai macam karakter orang, terkadang kita sendiri juga harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita untuk menyesuaikan keadaan. Karakter seseorang yang berbagai macam tersebut kadang bisa kita lihat mungkin dari teman lain, dari golongan darah, anak ke bera

SERAH

Gambar
Oleh: Indah Mawaddah Rahmasita Serah, Serah dah, Serah sudah, Serah kata, Serah hati, Serah mata, Serah tata, Serahlah semua, Daku pun sudah menyerah, Dikau pun sudah menghilang, Buat apa dah, Buat apa, Cukup dah terserah, Terserah serahkan sudah, Sudah sampai terserah, Sudah terserah tersampaikan, Sampai menyampaikan, Serah sudah serah, Serah akan sudah, Sudah serah terserah, Mau sampai kapan itu, Sudah terserah , Cukup terserah, Dan, Sampai nanti,

JUSTICE

Gambar
Creator: Ulul Azmil Imani  Nowadays... I couldn't find freedom Or maybe kind of kingdom So where is it come from?  Yeah... enough to be awesome Much of life Much of love Much of laughs How does it feel… to live like this ? Welfare won't come itself 'We' will find it Whatever will be When wealth become wild Worst case scenario of the world Wow... Well fought moneybags! However it takes... We will pass the judgement Pondok Pesantren Darun Nun Malang

DEADLINE, OH!

Gambar
  Oleh: Binti Rohmatin Fahimatul Yusro   "Bagi aku, semangat ngerjain tugas itu ya deadline" "Deadline kapan sih? Masih lama kan? " "Santai dulu lah, ngerjainnya ntar aja pas deket deadline, bakal ada the power of kepepet kok, pastinya" One, two, three . Kenal deadline? Pastinya. Mahasiswa terlalu akrab dengan kata tersebut. Sebuah kata yang bisa menjadi penyemangat, atau juga sebaliknya. Deadline terkesan sedikit seram. Kenapa? Karena seperti namanya saja dead(mati) dan line (garis). Jadi, deadline itu garis kematian? Iya, benar. Tetapi salah. Hehe. Setelah browsing di internet, ternyata kata 'deadline' sendiri punya histori. Singkatnya, menurut etimolog, kata 'deadline' pada awalnya bergantung pada istilah dalam dunia militer yang digunakan di abad 19 awal, tentang suatu kondisi yang mengenaskan dalam sebuah camp penjara Andersonville di Georgia, atas pengawasan Wirz. "Di bagian dalam benteng dan dua puluh kaki dari

INI BUKAN JUDUL

Gambar
  https://www.pikist.com/free-photo-vfflu/id By. Iqbale_Asw Tak ada judul Di laman sampul Namun tak sepolos dengkul Kata-katanya sering menyusul Dibalas kata menjadi mantul Namun bebannya berat untuk dipikul   Dia tak tahu harus dirangkul Bagai tanah keras dilebur dengan cangkul Jadi padi, nasi yang disimpan dalam bakul Makanan pokok yang sehat dari bibit unggul   Kata bijak menjadi usul Pikiran terbuka ikhtiar pun muncul Dalam kondisi sekarat yang terpukul Ingat diatas dan selalu bertawasul   Seperti kuli panggul Handphone boleh jadul Namun, jika doa terkabul Seperti apapun orangnya tetap ijab kabul Pondok Pesantren Darun Nun, 3 Desember 2020

SATU, BUKAN SATU-SATU

Gambar
 Oleh: Muflikhah Ulya Melekat tanpa menyekat Beragam tapi seragam Akulturasi pun terbentang di sepanjang ruang Kebiasaan membawaku padamu Pada adat yang bersemayam di hatiku Pada budaya yang mengalir di nadiku Aku, kamu, kita Adalah satu Bukan satu-satu Pondok Pesantren Darun Nun Malang