Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

PLANO PUTIHKU

Gambar
  Oleh : Daiyatul Choirot Ku ambil joyco hitamku dan mulai memainkannya diatas plano putihku Plano yang nyawanya hampir saja tak terselamatkan Bukan karna dia kusam  Hanya saja cedera yang tak kunjung sembuh Memilah dan memilih plano yang bersih Ibarat membuka lembaran baru saja untuk kedepannya Bukannya ingin menulis nama-nama diatas sana Tapi memulai kehidupan baru dan situs baru Joyco hitam yang menari lincah diatas plano putih Seakan dia sedang tahu apa yang harus aku tulis Yaa… aku menulis A-Z Mengarang sendiri alur yang kualami Masukkan saja nama itu di atas plano barumu Bisikan tajam dari para penduduk bumi Seenaknya saja mereka mengusulkan  Hmm kan dia belum tahu, kataku Tanpa ada alat yang bisa menghapus tulisan di atas plano jika kutulis namanya Segitu canggihnya memang Hanya mampu di buang jauh-jauh Tapi itu bukannya kenangan …. ntahlah

YANG DINANTI-NANTI

Gambar
https://id.pinterest.com/pin/819514463441429565/ Oleh: Hariski Romadona Bulan rajab terus berkurang, dan bentar lagi sya’ban dan semoga jumpa ramadhan. Walaupun tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,karena corona tidak mau pulang  dan mungkin nyaman tinggal bersama manusia. Biasanya kalau dikampung diadakan bancaan (doa bersama) kini diliburkan karena dilarang berkerumun, dan berdoa di gubuknya masing-masing. Semua kegiatan apa saja yang menimbulkan kerumunan akan dilarang. Bisa dikatakan kita sebagai manusia bebas tapi terbatas.  Memang tidak terasa bahwa tiba-tiba sudah mau lebaran lagi. Tetapi yang paling dikangeni terutama kaum adam bukanlah ramadhanya, tetapi yaitu bisa melihat bidadari  keluar dari sarangnya. Mereka akan keluar ke masjid untuk menunaikan shalat tarawih berjamaah. Masya Allah sungguh induh ciptaan Tuhan. Biasanya bidadari yang seperti itu memang dikenal dengan anak yang pendiam, tidak banyak tingkah, orang menyebutnya anak rumahan. Entah apa alasa

DIMABUK RINDU

Gambar
Oleh: Syahrul Alfitrah Miolo Dulu, diri ini sering dimabuk cinta Saat ini, tidak lagi seperti dulu Diri ini lebih banyak dimabuk rindu Si cinta telah pergi ke lain persona Perih hati ini jika terbayang masa asmara Masa di mana kita saling berbalut kehangatan Ingin rasanya kembali saat kita jatuh cinta Masa di mana kita saling membalas kekaguman Masa asmara kita telah pecah Tak dapat dikembalikan ke sedia kala Biarkan kenangan menjadi sejarah Untuk bahan nostalgia renjana Si kasih tengah berbagi afeksi Dengan sosok baru yang ia cintai Diri ini tengah dimabuk rindu Denganmu yang membuatku candu Pondok Pesantren Darun Nun Malang

CUKUP SEKIAN

Gambar
  doc pribadi Oleh : Fitriatul Wilianti Hanya ingin berbagi cerita, bukan cerita menarik atau apapun yang bisa dibanggakan, sekedar menulis tentang sesuatu yg terlintas dipikiran dan hati, tentang kisah yang sudah lama tak terjalin Tentang rindu yang tidak bisa diobati Tentang raga yang mulai berjarak Tentang kita yang sudah tak saling menyapa   Entah apa yang merubah Yang jelas, Ada pikiran yang di anggap tak normal Ada dinding kokoh yang menghalang Atau ada waktu yang menolak Serta raga yang tak ingin ikut serta Juga ego yang tidak pernah selaras   Seakan ada hal yang melarang Bahkan untuk sekedar menyapa Atau menyambungkan beberapa kata dan kalimat Namun seperti tidak lagi berkemungkinan Padahal dulu seperti nadi yang bersebelahan Karena cukup dekat untuk berbagi canda   Kini tak lagi sama Hanya saling menatap, tapi tidak melempar sapa Hanya saling melirik, Yang bahkan tidak melebihi hitungan detik Mungkin ini yang terbaik

SUKUR JADI (100 KM/JAM)

Gambar
  Oleh: Moh. Rizal Khaqul Yaqin     Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi   Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi                                                                kurdi kurdi             Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi             Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi             Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi                                                                kurdi kurdi Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi Kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi kurdi   SAHH! Ahh sudahlah...   Pondok Pesantren Darun Nun Malang

MABUK AIR

Gambar
By. M. Ikbal Dahaga gairah Sepele saja Hanya perlu setegu Namun bergantung terus-menerus   Tak cukup menelan ludah Tuk menghilangkan rasa keringnya Juga tak cukup menunggu waktu Tuk menghilangkan keringnya yang meluas   Suahaus....suahaus....   Jika melebihi setegu itu tak masalah Namun melebihi kuantitas tubuh itu bahaya Penyesuaian timbul bagi tumpukan baru Memuntahkan, menyesuaikan tubuh yang bersiklus   Tubuh mengenal apa yang diunggah Peringkat kualitasnya pun ada Beda rasa, warna, dan bau Sejenis, tapi beda kualitas   Air.. .(bahasa Indonesia) Pondok Pesantren Darun Nun

PENGABDI ELITIS

Gambar
  http://jackylmao.blogspot.com/2013/11/halo-kali-ini-saya-akan-mengeshare.html?m=1 Oleh: Bagus Isnu H Dia sok manis Berbaju rapi tak peduli sana-sini Langkah tegap yang tak terikat janji-janji Sorot matanya tajam pengawas liku gerak badan Menawarkan asyiknya berteori Mengajak untuk berserah kepada aturan oligarki Menyuruh diam, memendam lebih baik daripada bicara tak ada landasannya, Pasrahkan saja.. Kerdilkan pikiran negatifmu  Gunakan pemberian itu sebaik-baiknya Roda kan selalu berputar, bergilir atas ke bawah, dari bawah ke atas hingga menginjak tai yang bercacaran Dunia seindah itu kan? Pondok Pesantren Darun-Nun Malang

SEMUA KARENA CURAH HUJAN YANG TERLALU TINGGI

Gambar
  http://pixabay.com/ Oleh: Nur Sholikhah Sudah hampir dua bulan tahun baru terlewati bersama musim hujan yang menjatuhkan kegelisahan karena negeriku di awal tahun sudah terendam. Berita banjir mewarnai suasana di beberapa daerah, air melimpah ruah hingga tak ada tempat lagi untuk ia bisa kembali terserap ke tanah. Air terus mencari jalan keluar namun yang ia temui malah keserakahan manusia-manusia yang tak memberikannya jalan. Tanah diselimuti aspal, semen, dan kesewenangan. Tanah menjadi susah menghirup udara segar. Tanah menjadi sulit berjumpa kawan lamanya yang kini sering disalahkan karena menggenang di mana-mana. Air dan tanah, ah betapa malang nasibmu di kota. Mereka merampas kebebasanmu, mencengkram arah hidupmu demi kepentingan dan kesenangan hati yang katanya tak bertepi. Hingga kini kalian kesulitan mencari tempat untuk kembali, untuk pulang menemui kodratmu.  Musim hujan belum usai di akhir bulan ini dan negeriku masih saja berduka dengan masalah-masalah yang belum hilang

AKU INGIN

Gambar
  Oleh: Muhammad Irhaz Irham    Aku ingin ……..  Aku ingin   mengungkapkan ini Tetapi tak mungkin  karena bagaikan  Api yang tak pernah akan bersatu dengan air  Aku ingin…..  Aku ingin menggapaimu  Tapi tak mungkin karena bagaikan Minyak yang tak akan bersatu dengan air  Aku ingin………. Aku ingin selalu bersamamu  Akan tetapi itu mustahil karena Engkau adalah bintang dan aku adalah batu  Sungguh banyak pengharapanku padamu  Akan tetapi akan ada seribu halangan di depanku  Engkau bagaikan seorang putri yang memiliki seribu pengawal  Di kala mana di saat ku hampiri mereka siap menahanku  Kau akan tetap ku siasati ,pada suatu hari nanti  Ke inginanku tak akan di kenal lagi Namun di sela sela huruf sajak ini  Aku tak akan letih letihnya ku cari  Pondok Pasantren Darun Nun Malang 

HUJAN HARI INI

Gambar
Oleh : Meisya Eva Natasya Hujan hari ini Memberi pesan agar aku mengerti  Bahwa jarak bukan pembatas untuk merindu Tak  biasa aku membuat bait-bait puisi ini Melukiskan rasa, merangkai kata Padahal aku tau Perasan ini tak bisa menggambarkanmu Pertemuan itu membekaskan rindu Entah kapan lagi aku bisa membuatmu tersenyum lagi, lagi dan lagi Ucapan terimakasih telah ku simpan dalam dalam Aku pamit ya Selamat menjalankan ibadah rindu Pondok Pasantren Darun Nun Malang 

JIWA YANG HILANG

Gambar
Oleh: Reza Kemal Untukku pemilik jiwa Sebenarnya apa yang telah kau perbuat Beulang kali bersumpah atas kedaulatan diri ini  Namun kau tak henti – hentinya mengingkari ikatan itu Kau telah banyak bersenang – senang  di atas penderitaan jiwamu sendiri Kau rusak seluruh ikatan – ikatan itu sampai terbongkar tak beraturan, mendholiminya habis – habisan Sampai tiba pada hari yang telah ditentukan Kau baru bangun dari tidur yang sangat pulas, seakan ada tamparan yang amat dahsyat kau rasakan dan spontan terjaga Namun kau tak berdaya lagi Semua yang kau lakukan sekarang tidak ada nilainya di mata  SANG PEMILIK JIWAMU Sumber gambar https://cdn-2.tstatic.net/manado/foto/bank/images/ilustrasi-renungan-555.jpg Pondok Pasantren Darun Nun Malang 

THE STORY BEHIND USING THE HIJAB

Gambar
  https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmedium.com%2Finterfaith-now%2Fwhy-do-muslim-women-wear-hijab-8d0cd811e2b1&psig=AOvVaw3587P7kfnwk0eI0lyFKCuK&ust=1613744763157000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLie-OCb9e4CFQAAAAAdAAAAABAE oleh : Hilwah Tsaniyah             Lia adalah anak bontot dari 2 bersaudara, kakak pertamanya adalah laki-laki. Ia lahir di tengah masyarakat yang religius. Ibu-ibu di lingkungannya pun mengenakan hijab ketika di luar rumah maupun ketika berpegian jauh.             Sejak kecil Lia disekolahkan oleh keluarganya pada sekolah-sekolah Islam. Saat berumur 5 tahun, Lia sekolah di salah satu Taman Kanak-kanak yang bernapaskan Islam bernama TK Al-Abror. Setelah lulus, Lia didaftarkan di salah satu yayasan milik keluarga besar sekaligus sesepuh di kampungnya, yakni sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang setara dengan Sekolah Dasar. Karena jaraknya yang dekat dari rumah, juga menjadi salah satu alasan keluarganya memilih se

RUANG ISOLASI DAN IMAJINASI

Gambar
  doc pribadi Oleh: Savinatul Jannah   Aku termenung, duduk diatas teras Menghadap pemandangan Di antara lelah dan harap.. Mengingat semua kegiatan Ku tarik nafas panjang.. Ku biarkan udara itu mengalir bersaman y a di darah ke seluruh tubuh. Menghantarkanku pada imajinasi yang mendalam Terbang bersama angan bahkan mimpi Seolah langit terus melindungi Dan angin yang selalu mengiringi Nalar yang kian tak terbatas Dan selalu terpaku dengan semua tujuan Tuhan izinkan semangat dan harap itu tetap denganku Agar semua mimpi bias kunikmati di dunia nyata   Pondok Pesantren Darun Nun Malang

SEKELUMIT NARASI ISOLASI MANDIRI

Gambar
  doc pribadi Muhammad Hadiyan el Ihkam Hingga sekarang, covid-19 masih menghantui dunia ini. Semua negara membuat kebijakan sedemikian rupa guna melawan covid-19 ini. Banyak kebijakan yang telah dibuat namun faktanya virus tersebut masih tetap terus menghantui. Salah satu kebijakan yang hingga saat ini diterapkan adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ada yang menyebutkan istilah PPKM ini berbeda dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ada juga yang menjelaskan bahwa kedua istilah tersebut sama saja, hanya istilahnya yang berbeda. Yang pasti kebijakan tersebut membatasi mobilitas masyarakat. Seiring berjalannya waktu, pemerintah mengeluarkan terkait kebijakan vaksinasi. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan covid-19 yang kian hari makin banyak memakan korban. Meskipun begitu kebijakan ini menuai pro dan kontra dengan berbagai alasan, seperti vaksin yang dipesan berbahaya bagi manusia, vaksin yang digunakan untuk masyara

KEKUATAN KAMI YANG KAU BENCI

Gambar
Oleh: Siti Fathimatuz Zahro'   Terima kasih sudah bertahan atas nama jarak, membimbing waktu, dan menunda jumpa Mengakui kekalahan atas kuasa Tuhan dan berhenti menyombongkan diri Sepatah dua patah kata yang semula mudah diucapkan namun untuk beberapa waktu memilih untuk diam Tepukan kecil sekedar menanyakan kabar harus diganti dengan lambaian Tawa yang terhalang oleh ketentuan menyisakan ketidakpuasan   Terbelenggu dalam segala ketersediaan dan kecukupan Memendam keegoisan demi kenyamanan dan bertahan Bahu membahu untuk kekuatan dan kesiap-siagaan Mengingatkan untuk sebuah akhir penantian dari sebuah pertahanan   Kini kau tahu nikmatnya mie rebus dengan telur ceplok buatan sendiri Merindu bosannya menunggu antrian mie pedas Teriak-teriak ketika paketan online shop datang Menunda antrian mandi hingga sore hari Bau kopi instan di tengah malam begadang Tikus-tikus lalu lalang tanpa sungkan   Menikmati setiap inch-nya Menghitung perputaran waktu