Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

SYAHDU MENGHARU BIRU

Gambar
Oleh : Ahmad Zahrowii Danyal Abu Barzah Di setiap daun-daun yang berguguran  Kulihat seberkas cahaya disana Jauh …. Jauh …. Mataku tak bisa menolak cahaya itu Cahaya kebenaran yang entah dari mana datang Tapi tak habis pikir olehku Mengapa hati ini tak mau menerima kebenaran itu Ya Tuhan…. Bukakanlah hati ini tuk menerimanya Biarkan segala berkas-berkas cahaya  Menaburi diri ini yang terlalu naïf akan dunia Syahdu mengharu biru Tenang bak rawa-rawa kesyahduan pandu Sungguh kuberharap  Rasa ini kan menaungiku setiap saat setiap waktu Ya Tuhan….Sungguh ku mendholimi diriku Akan nikmat-nikmat Mu yang begitu mendayu Aku…Diriku….Ah Sungguh terlalu sombong Dengan suatu yang terlalu baik terhadap ku Dan tak sadar akan karunia-Mu yang mendayu-dayu Disetiap sendi-sendi umurku Ya Tuhan Aku mohon ampun atas dosa-dosaku Dan segala upaya atas nikmat yang kudustakan terhadapMu

MEMBIMBING NAFSU SYAHWAT

Gambar
Oleh : Fahriza Kurniawan Masih ingatkah kita ketika memasuki masa-masa pubertas dahulu? pada masa itu kita merasakan betapa indahnya jatuh cinta kepada lawan jenis. Sampai-sampai penyemangat untuk berangkat ke sekolah bukanlah untuk menuntut ilmu tetapi agar bisa bertemu dengan si “dia”. Pada masa itu memang sangat sulit untuk mengendalikan hawa nafsu bahkan bisa jadi sampai sekarang kita masih sulit untuk mengendalikannya. Hawa nafsu adalah musuh yang sangat berat. Rasulullah saw pun pernah mengatakan setelah perang badar ada perang yang lebih berat lagi, yaitu perang melawan hawa nafsu. Nafsu syahwat sangatlah berat, Terlebih lagi bagi kita yang masih belum mempunyai pasangan kekasih ini. Untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut Buya Syakur dalam kajian rutin kitab La Tahzan memiliki cara-cara membimbing nafsu syahwat yang patut dicoba. Pertama, yang harus kita lakukan adalah mengurangi asupan-asupan yang bersumber dari hewani. Bagaimanapun juga hormon-hormon yang memb

PENANTIAN CINTA

Gambar
Oleh : Kholidatun Pada hakikatnya… Cinta yang hakiki adalah cinta yang datang pada waktunya  dan cinta yang abadi hanya akan terwujud diantara dua insan yang namanya termaktub di lauhl-Nya Bukan atas paksaan atau hasil menyakiti orang lain . Kau… Genggam apa yang seharusnya kamu genggam  dan lepaskan apa yang seharusnya di lepaskan  dia itu pemberian dari Allah dan harus kau jaga baik-baik  Jarak itu bukan penghalang  Tapi satu hal yang bisa memupuk rasa rindu setiap harinya Yaa…Rindu yang berujung temu  

SUDAHKAH ENGKAU BERSYUKUR?

Gambar
Oleh: Siti Laila ‘Ainur Rohmah Waktu datang beriringan Membuat insan terasa pulas Kesadaran kini dicoba Apakah dia telah merasa? Nikmat yang Allah berikan Sungguh banyak tiada tara Apakah matamu telah melihat? Apakah hatimu telah terbuka? Wahai insan yang berakal Bertafakkurlah..bersyukurlah.. Sudahkah kau melakukannya? Atau hanya menunggu kebahagiaan datang

KAU DAN AKU

Gambar
Oleh : Ahmad Zahrowii Danyal Abu Barzah Selama ku semakin berjuang Bersendu riang termakan asmara Memaparkan sebuah tanda Tanya Dalam detak jantung seorang kesatria Berbekal hanya tangan hampa Namun pandangan mata tak bisa berdusta Bersembunyi bukanlah sifat para kesatria Maka hati dan kata pun bekerja sama Akankah debar hati bisa ke angkasa Tapi kan ku ucap dengan sepatah bait-bait puisi cinta Pandangan matamu menembus ramalan dusta Hatimu mungkin kan menggetarkan surga para bidadara Auramu bagai harumnya perawan telaga Cintaku padamu kan menandingi jagad raya Selama ku berdiri Selama ku menanti Seakan jiwa dan hati ini mulai beradu Hanya kita saja yang punya rasa itu Cinta dua hati antara dua insan yang bertemu Yaitu kau dan aku

SIAPA BILANG PEREMPUAN GAK HARUS BELAJAR?

Gambar
By: Kholidatun Nur Wahidiyah   Ini merupakan hari sabtu yang cerah. Anak-anak sekolah SMA kebangsaan bergerombolan keluar dari kelasnya masing-masing setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi. Para jemputan berjejer menunggu di depan sekolah. Terkecuali Fatimah, dia tetap di kelas sambil mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh pak Solihin guru Bahasa Inggris.             “weh Fat, napa sih lu belajar terus? Gak bosen apa?” ujar Fadil teman sekelasnya yang belum keluar kelas. Fatimah hanya diam tak menanggapi Fadil berbicara dan lanjut mengerjakan tugas Bahasa Inggris. Tak disangka Fadil menghampiri Fatimah kemudian duduk di sampingnya.             “jadi cewe itu gak usah kerajinan belajar. Baru aja di kasih tugas sama pak Solihin udah dikerjain langsung”             “Fadil...daripada kamu ngomong-ngomong yang gak jelas di sini dan buang-buang waktu istirahat kamu. Mending kamu pulang” dengan nada lembut Fatimah menanggapi.             “inget ya, jadi cewe itu

CERITA ANAK RANTAU

Gambar
Oleh : Siti Laila ‘Ainur Rohmah Disini aku berpijak Menjalani hidup yang fana Men uruti hasrat tuk berkelana Membawa mimpi yang tertanam Hey kau yang disana Aku datang tuk mengenal Mengabdikan diri di negeri orang Sementara meninggalkan orang tersayang Hadirku bukan tanpa sebab Mengikuti skenario kehidupan Mungkinkah ada mutiara diseberang Kan kuambil walau nyawa taruhannya Niat dan upaya kulakukan Berharap datang keajaiban Mengantarkanku ke gerbang kesuksesan Drama jatuh-bangun jadi kebiasaan Waktu pun terus berlalu Sampai kapan masih disitu? Saatnya kau bangkit dari lelapmu Beraksi di tanah kelahiranmu

PENGORBANAN DI TANAH RANTAU

Gambar
Oleh : Dihyat Haniful Fawad Merantau itu bukan pilihan. Sejauh manapun kau merantau jangan   lupa dengan kampung halaman. Merantau adalah suatu jalan. Agar kamu bermanfaat di kamp u ng halaman.             Jangan engkau bersedih karena jauh merantau.             Engkau akan merasakan pahitnya kehidupan.             Engkau akan menemukan suatu hal yang baru.             Jangan engkau menyerah untuk masa depan. Di tanah perantauan tanpa perhatian. Tanpa belas kasih dan sayang yang orangtuamu berikan. Pahit manis kau rasakan sendirian. Berlelah-lelahlah manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.             Pulanglah ke kampung halaman.             Sedih perih menyatu di kalbu.             Tiada tempat untuk mengadu.             Mencoba membohongi perasaan dan pikiran mulai tak karuan. Hari berganti hari. Jalani hidup penuh sendiri. Demi masa depan yang pasti. Demi orang-orang yang kau kasihi.