Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

ACCISMUS

Gambar
  Izzat Imaniya Biarkan aku melangkah pulang Menapaki jalan yang penuh dengan kenangan Biarkan aku terdiam Menyampaikan rasa yang tidak bisa diutarakan lisan   Apaka kau tau? Bertolaknya diri ini bukan untuk melepas rasa Tapi untuk menguatkan apa yang telah ada Menumbuhkan rindu dari masa dan jeda yang seharusnya   Tangisan ini bukan sebagai senjata agar kau kasihani Melainkan obat agar nestapa itu keluar, dan jatuh mengering bersama air mata Aku hanya perlu mengakui Bahwa aku sedang tida baik-baik saja   Ada yang membuat lelah Tapi bukan berarti aku harus menyerah Semoga hatiku dikuatkan, dan langkahku dimudakan Sebentar saja, aku akan kembali lagi Pondok Pesantren Darun-Nun Malang

SANG SINGA

Gambar
                                                      Oleh: Abdul wahid mukarom amrulloh senang..... Gembira...... Ceria...... Tersenyum bak lautan Menitip harap perjuangan Merangkai sajak pencapaian Senyum itu kebahagiaan Biarlah ikan berenang bebas Jangan paksa tuk terbang Meski impian kadang kandas Tak kan mati semangat juang Wahai sang singa Apalah itu pujian Tanpanya kau perkasa Karnanya kau rasian Begitukan dunia ? Hanya patuh pada raja Hakikat kita sama Manusia buta Sungguh harmonis Sungguh romanris Layak sang puitis kian selalu menulis  Pondok Pesantren Darun Nun Malang

PRASANGKA

Gambar
  Oleh Nety Novita Hariyani Kedua pandang saling berjibaku Mengernyitkan dahi seakan ragu Sekelebat ingatan waktu lalu Masih bersemayam bak benalu   Menyoalkan kesungguhan Membenamkan pengorbanan Sungguh, perihalmu saja Yang kini bertahta   Dalam dekapan pemusnah raga Hanya tawamu penawarnya Elok tersimpul dari parasmu Yang dinantikan selalu   Kala prasangka menggeliat Camkan sesal yang berakibat Permata yang dulu kau kenali Mungkin tak sama lagi Pondok Pesantren Darun-Nun Malang

JANGAN SALAH BERMIMPI

Gambar
  Oleh : Muh. Sabilar Rusydi   Malam membawa gelap Terang bulan telah menyapa Perlahan mata mulai terlelap Ditemani lampu menyala   Mimpi berjalan indah Tapi bukan itu yang dimaksud Melainkan makna cita-cita Yang kemudian harus terwujud   Bermula dari sekarang Belajar tentang kemarin Menciptakan angan-angan Walau berjuta rintangan   Ku bangun raga yang rapuh Tanpa merasa sendu Lari mengejar mimpi Hingga nadiku berhenti

SELAMAT MALAM

Gambar
Oleh: Hariski Romadhona S   Selamat malam bulan dan bintang aku melihat keluar jendela, menyapa Berbagai hal yang kutemui   Segelap apapun hari ini, terkadang aku hanya perlu diam dan membiarkanya Hidup selalu memberi kesempatan kedua bukan ? Itu yang disebut hari esok Serumit apapun keadaan berapapun tetes air mata yang keluar Aku hanya ingin dewasa menyikapi ini Tak semua hal harus ada jawabnya sekarang Terkadang terlelap adalah pilihan satu satunya Untuk kerasnya hantaman pahit kehidupan   Aku harus bergegas tidur, agar Ketenangan dapat menyelimuti Gundahnya diri ini   Pondok Pesantren Darun Nun

MASA LALU

Gambar
  Oleh: lely musdalifah Aku pernah menaruh harapan Di antara in dahnya masa lalu Namun, itu telah berlalu   Maka , Abaikanlah masa lalu Biarkanlah ia menjadi kenangan abadi Yang Hanya hadir se layak mimpi   Hatiku akat terus mengingat Hingga matahari hadir mengantar hangat En tah kapan...

BAKTI KEPADA IBU! SEBUAH PESAN DARI LAGU "BERTAUT" KARYA NADIN AMIZAH

Gambar
  Oleh: Ahmad Jaelani Yusri Keras kepalaku sama denganmu Caraku marah, caraku tersenyum Seperti detak jantung yang bertaut Nyawaku nyala karena denganmu Mendengar lirik ini, rasanya tak asing bagi kita yang suka mendengar lagu-lagu bergenre indie/alternatif. Lirik yang sering kita dengar dikala bersantai atau berdiskusi di kafe-kafe bertema senja. Tapi taukah kita? Jika lirik yang diambil dari Lagu “Bertaut” Karya Nadin Amizah ini sangat sarat makna jika direnungi. Contohnya, saat lirik “Bun, kalau saat hancur ku disayang. Apalagi saat ku jadi juara. Saat tak tahu arah kau di sana. Menjadi gagah saat ku tak bisa” . Lirik tersebut menjelaskan bagaimana peran seorang ibu terhadap perkembangan anaknya. Di saat kita terpuruk dalam kesedihan dan kesusahan, ibu selalu memotivasi dan menyemati agar bangkit kembali untuk meraih kesuksesan yang diidam-idamkan. Kemudian, dalam bait lirik itu ibu digambarkan sebagai sosok yang menjadi pembimbing arah dengan nasihat di kala kita kebi