YANG DINANTI-NANTI


https://id.pinterest.com/pin/819514463441429565/

Oleh: Hariski Romadona

Bulan rajab terus berkurang, dan bentar lagi sya’ban dan semoga jumpa ramadhan. Walaupun tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,karena corona tidak mau pulang  dan mungkin nyaman tinggal bersama manusia. Biasanya kalau dikampung diadakan bancaan (doa bersama) kini diliburkan karena dilarang berkerumun, dan berdoa di gubuknya masing-masing. Semua kegiatan apa saja yang menimbulkan kerumunan akan dilarang. Bisa dikatakan kita sebagai manusia bebas tapi terbatas. 

Memang tidak terasa bahwa tiba-tiba sudah mau lebaran lagi. Tetapi yang paling dikangeni terutama kaum adam bukanlah ramadhanya, tetapi yaitu bisa melihat bidadari  keluar dari sarangnya. Mereka akan keluar ke masjid untuk menunaikan shalat tarawih berjamaah. Masya Allah sungguh induh ciptaan Tuhan. Biasanya bidadari yang seperti itu memang dikenal dengan anak yang pendiam, tidak banyak tingkah, orang menyebutnya anak rumahan. Entah apa alasanya mereka tidak mau keluar rumah, dilarang orang tuanya atau apalah. 

Memang sudah menjadi kebiasaan, apalagi di kampung itu terlihat jelas siapa yang sering ke masjid atau tidak. Dan dibulan ramadhan nanti akan keluar semua mulai dari PNS, Karyawan Pabrik, pak tani, bu kantin dan tak ketinggalan pemuda pemudinya. Seperti di kampung saya bahwa ba’da sholat tarawih, akan diadakan tadarus Al-Qur’an. dan yang membaca adalah para pemuda pemudi, kalau orang jawa menyebutnya (cah nom : anak muda ). Pucuk dicinta ulam pun tiba, waktunya para kaum adam menunaikan ibadah tadarusan dan juga mengobrol dengan teman kampung yang jarang keliatan batang hidungnya. Terutama yang kaum hawa, biasalah anak muda. 

Masjid ketika bulan ramadhan memang banyak dikunjungi oleh orang-orang. Mulai orang islam sendiri, non muslim bahkan yang islam KTP pun ikut hadir. Biasanya ketika tiba waktu untuk buka puasa, mereka akan berbondong-bondong ke masjid, bukan untuk sholat berjamaah, tadarusan melainkan untuk mencari ta’jil gratis. Setelah itu mereka pulang, dan masjid jamaah magrib tinggal 2 shaf. Beginilah masyarakat Indonesia. 

Begitulah rasanya ketika ramadhan ketika di kampung. Mulai dari sholat berjamaah, tadarusan, makan-makan, dan main petasan. Semua orang bergembira ketika ramadhan tiba. Semua kangen bulan ramadhan.  Semoga kita bisa bertemu dengan bulan ramadhan, walaupun dunia tidak sedang baik baik saja. Kita harus tetap semangat menjalankan hari-hari dengan bahagia dan sumringah. Karena inna ma’al ‘usri yusra, jadi tetap yakin bahwa dibalik semua ini ada hikmah yang terembunyi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH