PEDULI PENDIDIKAN CURAM ANAK JALANAN
Oleh: Kholidatun Nur Wahidiyah
Di kedai coffee pinggir jalan Bunga berkumpul
dengan teman-temannya Sita, Rara, dan Tania seminggu setelah wisuda Strata Satu
(S1). Teman-teman sepejuangan Bunga sejak SMP. Mereka sering berdiskusi tentang
permasalah-permasalahan sekitar.
“Setelah lulus
S1 ini kita mau bikin rencana apa nih? Melamar kerja kah?” kata Rara
“Kalo aku sih
ya jujur, gamau melamar kerja. Menurutku itu sama aja kita diperbudak oleh
orang-orang asing”. Jawab Sita
“Bener tuh!
Jangan mau ditunjuk (diperintah) sama orang lain. Lebih baik kita sendiri yang
nunjuk (pemilik usaha)”. Bunga meneruskan jawaban Sita
Sementara Tania masih melamun membayangkan rencana apa
yang benar-benar bermanfaat untuk selanjutnya.
“Ha! Aku tahu
rencana apa yang harus kita buat”. Ujar Tania mengagetkan semuanya.hehe
“Apa Tan?”
“Apa?”
“Hayooo apa?
Kepo yaa? Hahaha”. Jawab Tania menyebalkan.
“Ayolah Tan
apa?”
“Gini… kalian
pernah berfikir ga? Bagaimana nasib anak-anak muda di pinggir jalan? Banyak
dari mereka yang memutuskan untuk tidak sekolah atau tidak melanjutkan jenjang
pendidikannya. Padahal mereka berhak mendapatkan pendidikan”.
“Iya, bener
banget tuh Tan. Banyak dari mereka kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa
penerus bangsa. Bagaimana jika penerus bangsa ini tidak mengenal pendidikan?”
kata Rara.
“ Aku setuju
Tan. Suetujuuuu banget. Di rumahku banyak buku ajar dari aku SD sampai SMA yang
nganggur. Daripada dikilo sama ibuku ke tukang rongsokan. Hahaha”. Ujar Sita
dengan semangat menyetujui ide Tania.
“Oke. Jadi
kapan nih kita mulai bergerak terjun lapangan?” Tanya Bunga.
“Besok kita
kumpul lagi di sini. Susun apa saja yang kegiatan selanjutnya”. Saran Tania.
Setelah semuanya sepakat dengan ide Tania mereka pulang
dan menyiapkan buku-buku yang akan didonasikan kepada anak-anak muda di
pinggir jalan. Besoknya mereka merancang semua rancangan kegiatan sampai
tuntas.
Singkat
cerita..
Semua anak-anak
pinggir jalan sangat antusias dengan kegiatan Bunga dan teman-temannya. Mereka
merasa senang masih ada yang peduli dengan pendidikannya. Sehingga mereka
mendapatkan ilmu pengetahuan.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Komentar
Posting Komentar