Usikan Rindu
Muhammad Hadiyan el Ihkam
Kita pernah berbincang walau hanya di laman percakapan ponsel.
Kau sedang menjadi penumpang kereta,
hendak pulang.
Hujan menyebabkan dirimu sibuk
merenung.
Lalu kuusik dengan pertanyaan-pertanyaan
tentang apa yang kau pikir.
"Bukankah menyenangkan melihat hujan
turun?! Kita jadi sibuk berpikir tentang semua saja. Kenangan, pemahaman,
nikmat Tuhan, dan segalanya."
Lalu kau membalas dengan kata-kata yang
riang.
Setuju dengan pendapatku.
Kau bercerita tentang apa-apa yang kau
pikirkan.
Tahukah kau?! Aku sungguh senang kala
itu,
walau kita hanya berbincang melalui laman
percakapan ponsel.
Permulaan langkah itu sudah dimulai.
Entah kapan. Lalu aku mulai terlupa untuk
rindu.
Dan lupa mendamba balasmu.
Hingga namamu tenggelam di antara
nama-nama yang menghiasi hariku.
Dan wajahmu mulai buram dari
ingatanku.
Maaf, jika dulu aku sempat mengusikmu.
November 2020
Na
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Komentar
Posting Komentar