BADO’A SAMBAREH: TRADISI UNIK BULAN RAJAB DI BUMI PARIAMAN
Oleh Rafi' Alra
Menilik
tradisi-tradisi yang berkembang dimasyarakat apalagi masyarakat Indonesia,
tentu tidak akan ada habisnya. Indonesia merupakan negara dengan tradisi dan budaya yang
sangat kaya. Mulai dari sabang sampai merauke selalu ditemukan sesuatu yang
berbeda disetiap daerahnya.
Sekarang
kita berada di Bulan Rajab, bulan dimana terjadinya suatu peristiwa yang luar
biasa
yang sulit diterima dengan akal yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj. Hanya orang-orang
yang berimanlah yang percaya terhadap peristiwa tersebut.
Pada
tulisan kali ini penulis tidak akan membahas mengenai Isra’ Mi’raj tetapi
tentang sebuah tradisi yang berkembang dimasyarakat Pariaman yaitu Sambareh.
Sambareh merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras, yang dinikmati
dengan campuran kuah dari gula enau atau biasa juga disebut dengan kue Serabi.
Akan tetapi Sambareh bukanlah makanan tradisional yang menjadi camilan biasa.
Makanan ini menjadi bagian dalam tradisi berdo’a di Bulan Rajab yang sudah
menjadi kebiasaan masyarakat Pariaman.
Lalu,
siapakah yang membawa tradisi ini ke Pariaman? Ajaran atau tradisi berdo’a di
Bulan Rajab dibawa oleh seorang ulama yaitu Syekh Burhanuddin. Untuk do’anya
sendiri memiliki sebuah do’a khusus yang nantinya akan dipimpin oleh ulama
setempat, atau biasa dikenal dengan sebutan “urang siak”. Hidangan dalam
berdo’a bukan hanya sambareh saja namun juga disertai dengan makanan-makanan
lain, seperti nasi dan lauk-pauk. Makanan akan dicicipi setelah kegiatan
berdo’a selesai.
Menarik
bukan, masih banyak lagi tradisi-tradisi unik yang berkembang dilingkungan
masyarakat. Maka dari itu, marilah kita jaga kekayaan-kekayaan yang ada di Bumi
Indonesia ini. Siapa lagi kalau bukan kita yang yang akan menjaga serta
mengenalkan tradisi-tradisi tersebut ke dunia luar. Sekian, dan selamat membaca
😊.
Komentar
Posting Komentar