KETIKA MENULIS

sumber gambar: ketika menulis - Bing images

Oleh: Siti Rahmatillah

Masalah penghambat bagi penulis adalah tidak adanya gairah rasa, bukan perihal disakiti. Tetapi, ada penyebab kecil-kecil yang membuat hatinya sedikit ciut. Ini hal yang wajar, ia akan selesai sendiri. selain itu, masalah penghambat lainnya adalah membebani diri bahwa tulisan harus bagus. Pikiran ini akan berimplikasi pada keraguan, pesimis, dan tidak percaya diri. Sehingga, kita terjebak dan proses menulis tidak selesai-selesai.

Dinukil dari perkataan K.H. Halimi Zuhdy pegiat literasi sastra “tulisan yang bagus adalah tulisan yang selesai” hal yang sama juga diungkapkan oleh K.H. Aguk Irawan yang juga merupakan pegiat literasi sastra. Karena bagusnya tulisan itu didapatkan dari proses habituasi literasi secara terus menerus (membaca, memahami, peka dan menulis). Terlebih dahulu harus selesai penulisannya baru bisa diketahui letak kekurangannya, dan ini akan menjadi proses pembelajaran, evaluasi agar tulisan kita berkualitas.

Sesuatu yang perlu dihindari oleh penulis adalah amarah. Sebab, kata-kata yang keluar adalah kata-kata kasar tak punya rasa, hambar dan  tak bermakna. Bila emosi, tahan dulu. Redakan dulu, uraikan lah apa yang ingin diurai ketika dalam keadaan tenang. Dulu waktu zaman semester tiga, ada kata-kata sakti dalam menghadapi keadaan yang genting; santai, tenang, kuasai. Yang tentu saja, hal demikian adalah representasi dari sikap sabar.

Lalu, bagaimana dengan orang yang lantang menyuarakan pendapatnya, dan cenderung nadanya naik dan berapi-api baik dalam bentuk lisan dan tulisan? Itu adalah ekspresif. Emosi dan ekspresif adalah dua hal yang berbeda. Emosi adalah sikap menolak sesuatu ketika tidak sesuai dengan keinginan atau ada penyebab lainnya. Sedangkan ekspresif adalah menciptakan suasana komunikasi yang membangun, disesuaikan dengan situasi dan tujuan tertentu. Tapi, sesuatu yang paling penting daripada sekadar rasa adalah referensi. Kekayaan dan daya literasi yang kuat akan melahirkan tulisan-tulisan yang bermakna.

 

 Pondok Pesantren Darun-Nun Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH