MENGUNJUNGI MUSEUM BLAMBANGAN
sumber gambar: kemuseum.com |
Oleh Ahmad Jaelani Yusri
Blambangan
dikenal sebagai wilayah paling timur Pulau Jawa. Namun sekarang dikenal dengan
nama Banyuwangi. Bagi pecinta sejarah, Museum Blambangan bisa menjadi salah
satu spot yang tidak boleh ditinggalkan. Museum ini berada di Jalan Ahmad Yani
No.78, Taman Baru.
Saya
selaku mahasiswa UIN Malang tertarik dengan sejarah Banyuwangi. Oleh karena itu
saya menyempatkan diri untuk berkunjung kesana. Dilihat dari luar, bangunannya
tak terlalu besar dan lebih mirip kantor. Di sudut kiri ada kereta kuda yang
terlihat kusam. Masuk ke dalam terdapat
papan keterangan timeline banyuwangi, dan disebelah kiri ada etalase
yang berisikan benda-benda kuno berupa guci, kendi, Al-Qur’an kuno, arca.
Lalu
kami disuruh untuk mengisi absen oleh petugas museum. Nampak dari baju yang ia
kenakan menandakan bahwa ia adalah mahasiswa yang sedang magang. Di buku tamu,
terlihat data kunjungan yang sedikit. Tiap hari itu tak sampai belasan pengunjung yang hadir.
Lalu
saya berbelok
ke ruangan samping. Etalase panjang menyambut kami berisi benda-benda
prasejarah seperti kendi dari jaman majapahit. Lanjut kesamping terdapat
jejeran tembikar tempat penampungan air. Dan juga lingga yoni sebagai monumen
peribadatan umat hindu pada masa itu. Ada juga mesin penggiling tepung jaman
dulu. Kemudian masih satu ruangan, juga ada koleksi uang jaman dahulu, dari
jaman kerajaan sampai era orde baru.
Akhirnya
kunjungan ke museum pun selesai juga. Koleksi museum blambangan masih bisa
dibilang sedikit. Belum lagi museum ini bersifat umum, dalam artian museum ini
menyimpan apa saja baik itu peninggalan prasejarah, peninggalan kerajaan, dan
peninggalan era kolonial. Di serambi museum terdapat barang-barang yang
tergeletak dan juga buku-buku yang kurang rapih. Seakan-akan terkesan belum
jadi. Mungkin ini yang menyebabkan museum ini sepi kunjungan. Ditambah koleksi
yang itu-itu saja seperti kebanyakan museum lainnya. Dan tidak mencirikhaskan
wilayah banyuwangi secara lebih spesifik.
Pondok Pesantren Darun-Nun Malang
Komentar
Posting Komentar