Putar Kemudi
Oleh Binti Rohmatin Fahimatul Yusro
Pemuda
hemat kata itu, dengan tegasnya berpesan:
"Sungguh
aku sangat mencintaimu, tetapi inilah jalan terbaik untuk kita".
Seorang
pemudi di sebrangnya mengunci beberapa kalimat yang sebenarnya sangat ingin ia
ucap, kemudian menghela napas sambil berkata nyaring:
"Bahkan
aku bisa jadi lebih mencintaimu, tetapi mungkin memang begini jalan kita".
Keduanya
kemudian bersilang arah. Saling meniti jalan yang berlawanan. Dan sama-sama
berkeras diri untuk melupa. Meski harus sering menenggelamkan diri dalam lautan
air mata. Ah, sebenarnya bukan untuk melupa, mana bisa? tetapi mencoba melayari
jejak ilusi yang ditunjuk jemari.
Mereka
itu, berpegang pada peta tanpa warna. Hingga di suatu masa, mereka sadar akan
berartinya cinta. Nyatanya ambisi dan segala rute destini kalah makna. Dan,
usai memerih luka begitu lama masanya, Mereka kembali lagi, bersama Memutar
kemudi setelah banyak membuang waktu sia-sia
Komentar
Posting Komentar