Alqamah, Sahabat rasulullah yang durhaka kepada ibunya.
Alqamah, Sahabat rasulullah yang durhaka kepada
ibunya.
Oleh: Manisha Aulia
Alqamah merupakan salah satu sahabat Nabi yang
sangat taat kepada Allah, rajin beribadah, dan tak pernah meninggalkan shalat, puasa,
zakat dan sedekah. Namun menuju akhir hayatnya, Alqamah mengalami kesulitan
karena tidak bisa mengucap kalimat syahadat.
Suatu ketika disaat Alqamah sakit keras, istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah
untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah yang kesusahan
mengucapkan kalimat syahadat. Begitu mendengar kabar dari istrinya alqamah, Rasulullahpun
mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib arrumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat
keadaannnya dan mentalqinkan untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata
saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’. Ketiga sahabat mentalqinkan
Alqamah, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan kalimat
syahadat.
Sang sahabat yang diutus oleh Rasulullahpun
akhirnya kembali dan melaporkan kejadian ini kepada Rasulullah. Rasulullah pun
bertanya, “Apakah Alqamah masih mempunyai kedua orang tua?”. Ada yang menjawab,
“Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua
renta.”
Maka Rasulullah meminta kepada para sahabat untuk segera
mendatangkan Ibunya Alqamah kehadapan Rasulullah. Setelah tiba, Rasulullah
bertanya kepada ibu Alqamah mengenai keadaan
Alqamah. Sang ibu kemudian menceritakan semuanya kepada Rasulullah bahwa sang
ibu sakit hati karena Alqamah lebih
mementingkan istrinya dari pada ibunya sendiri.
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Rasulullah lalu memerintah
sahabat bilal untuk mengumpulkan kayu bakar yang sangat banyak. Sang ibu
bertanya “untuk apa kayu bakar itu wahai rasulullah?” Rasulullah menjawab “saya
akan membakar alqomah dihadapanmu”.
Mendengar putusan Rasulullah sang ibu merasa tidak tega, bila anaknya
sendiri itu sampai dibakar di depan matanya sendiri. Sang ibu kemudian berkata
kepada Rasulullah "Wahai rasulullah, janganlah dibakar anakku ini,
biarlah kumaafkan segala kesalahannya dan aku relakan segala pengorbananku
untuknya. Aku mengakui bahwa tiada Tuhan selain dari pada Allah, dan aku
mengakui bahwa Muhammad benar benar Rasulnya. Di depan hadirin, aku
bersaksi bahwa aku telah ridho dan kumaafkan segala kesalahan anakku”.
Saat itu juga, Rasulullah menyuruh sahabat bilal untuk melihat dan
memastikan kondisi Alqamah, apakah ibunya sudah meridhoi atau belum. Ternyata sahabat bilal mendengar Alqamah dari dalam
rumah mengucapkan La Ilaha Illallah. Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat
itu juga. Rasulullahpun melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu
dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya.
Pada saat pemakaman rasulullah berdiri dipinggir
kuburan dan berkata kepada orang-orang yang hadir di pemakaman Alqamah, “Wahai kaum Muhajirin dan Anshar, siapa saja yang mementingkan
istrinya dari pada ibunya, maka laknat Allah, para malaikat, dan seluruh
manusia adalah untuknya. Allah tidak akan menerima kebaikan dan keadilannya
kecuali ia bertobat kepada Allah, memperbaiki sikapnya kepada ibu, dan berusaha
mengejar ridhanya. Sesungguhnya ridho Allah berada pada ridho ibu. Murka Allah
juga berada pada murka ibu.”
Sumber: kitab al-Kabair karya Syamsuddin Abu ‘Abdillah
Adz-Dzahabi (Beirut: Darun Nadwah, hal. 46).
Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar