MEROKOK MEMANG BUDAYA
Oleh : Muhammad
Anis Fuadi
Sering kita jumpai
dimana saja, bagaimana pun kondisinya, seseorang dengan mudah menghisap rokok
dan membuang asap darinya menunjukkan bahwa ini merupakan sesuatu yang wajar.
Namun, mengapa banyak diantara kita masih mempersoalkan hal ini terjadi?. Dapat
dikatakan, merokok dianggap sebagai budaya masyarakat mana pun. Kata merokok
kerapkali disandingkan ataupun didahului dengan kata budaya. Akan tetapi,
benarkah merokok memang termasuk budaya?.
Budaya sendiri dapat
diartikan dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia. Menurut tokoh antropolog Inggris bernama E.B Taylor, budaya adalah
keseluruhan yang meliputi kesusilaan, kesenian, kepercayaan, adat istiadat
serta kebiasaan dan kesanggupan.
Dengan keterangan
tersebut, maka tidak heran apabila merokok sering dianggap sebagai budaya
karena termasuk dalam kebiasaan yang lumrah dilakukan masyarakat. Meskipun demikian,
tidak berarti bahwa merokok dapat diterima sebagai budaya yang baik. Masyarakat
mengenal rokok sebagai budaya hanya sebatas pada budaya yang berupa kebiasaan
sehari-hari yang dilakukan sebagian orang. Bukan sebagai budaya yang harus
diteladani dan dilestarikan. Banyak masyarakat lebih memilih untuk bersikap
lebih netral dengan tidak menganjurkan seseorang untuk melestarikan budaya
merokok dan tidak pula melarang orang yang biasa merokok.
Terkait dengan budaya
merokok, masyarakat dapat dipetakan menjadi dua bagian besar. Yang pertama,
masyarakat menganggap bahwa merokok merupakan suatu hal yang sudah biasa
dilakukan dimana pun dan dalam waktu kapanpun. Kelompok yang lain menganggap
bahwa merokok merupakan suatu perilaku yang identik dengan perangai-perangai
buruk dan kurang pantas dilakukan di khalayak umum. Masing-masing dari mereka
tentu telah memiliki prinsip sendiri-sendiri dalam keputusannya menyikapi hal
ini. Tidak perlu memiliki rasa selalu ingin menang sendiri dalam menyikapinya.
Karena hal inilah yang kerapkali menjadi awal terjadinya permusuhan dan
ketidakrukunan sesama manusia.
Ditinjau
dari opini masyarakat tentang dampak rokok terhadap kesehatan, pada satu sisi
seseorang tidak mempermasalahkan adanya perokok
karena menurutnya merokok tidak mengganggu kesehatan manusia bahkan menurutnya
ada orang yang lebih sehat dengan rokok. Di sisi lain, terdapat kelompok yang
mempermasalahkan adanya perokok karena dapat merusak kesehatan seseorang.
Terbaru, menjadi alasan mereka adalah kasus Pak Sutopo yang meninggal dunia
akibat kanker yang digadang-gadang diakibatkan oleh karena beliau adalah
perokok pasif. Sedangkan kembali lagi menurut pihak yang tidak menyalahkan
perokok, tidak harus asap rokok yang langsung dituduh menjadi penyebab kanker.
Melainkan ada juga asap-asap lain seperti asap pabrik, kendaraan, ataupun hasil
pembakaran lainya.
Komentar
Posting Komentar