COVID-19 VS TBC
Oleh: Kholidatun Nur Wahidiyah
Tak ada hal menarik untuk diobrolkan selain kasus covid-19 sekarang ini. Penyakit
virus yang mengancam banyak hal dari segi kesehatan, ekonomi, lingkungan,
pendidikan, dll. Sehingga Pemerintah memutuskan diadakannya Social Distancing
yang merupakan salah satu langkah pencegahan infeksi virus korona dengan membatasi kontak
langsung dengan orang-orang sekitar.
Jika kita lihat, apakah masyarakat peduli atau manut dengan perintah
Pemerintah untuk Social Distancing? Kebanyakan dari mereka (masyarakat) masih
menganggap sepeleh perintah ini. Masih banyak yang berlalu lalang di jalanan,
berkumpul di warung kopi, dan menikmati hiburan dengan berekreasi ke tempat
wisata. Banyak dari masyarakat di luar sana banyak yang menyalah gunakan
keputusan Pemerintah untuk diem di rumah aja dengan hiburan pergi ke tempat
hiburan.
Sesungguhnya dari mana penularan penyakit korona ini sehingga masyarakat di
tekankan untuk di rumah saja? “Dalam kondisi reguler penyakit korona ini menular
dengan dropletborne (menular melalui percikan) dan contactborne (menular
melalui kontak), jika penularan melalui udara atau airborne itu dalan
kondisi khusus ketika petugas tenaga medis yang memberi ventilator (alat bantu
nafas) kepada pasien yang terkena virus korona kemudian terjadi penguapan Aerosol
(partikel padat yang ada di udara maupun tetesan air),” Ujar dr. Ronald Irwanto, Dokter Spesialis Penyakit
Dalam. Maka dari itu, resiko penularan
saat berkumpul dengan banyak orang atau mengunjungi tempat ramai itu berkemungkinan
besar terkena infeksi dari coronavirus ini.
Mengenai maraknya kasus virus korona ini saya akan sedikit menyinggung
penyakit infeksi yang paling mematikan sebelum buming penyakit korona ini yaitu
Tuberkolosis atau TBC. TBC merupakan penyakit yang menginfeksi paru-paru
dan tersebar lewat udara (airborne). Jika sudah diderita sangat kronis TBC
bisa menimbulkan batuk darah, demam tinggi, hingga kematian. Lihat www.cnnindonesia.com
Pertanyaannya, lalu apa perbedaannya dengan penyakit viral virus korona
ini? pernahkah kita takut dengan penyakit TBC ini? sebenarnya TBC ini adalah kasus lama yang
jumlah kematiannya lebih banyak. “ kasus baru yang yang berklosis di Indonesia
ini setiap tahunnya sebanyak 845.000 kasus dengan kematian 98.000, 11 orang
meninggal tetapi itu hanya sunyi senyap,” ujar dr. Erlina Burhan, Dokter
Spesialis Paru RSUP Persahabatan.
Sama dengan pasien yang terkena
virus korona, pasien TBC juga harus dirawat di Rumah Sakit dan harus masuk
ruang isolasi, tetapi orang-orang tidak berbondong memakai masker seperti
keadaan sekarang ini. Apabila sangat dicermati penyakit TBC yang menular dengan
airborne itu lebih beresiko besar menular daripada virus korona yang
menular dengan dropletborne dan contactborne.
Dari penjelasan diatas, memberi tamparan bagi kita yang masih diberi
kesehatan oleh Tuhan bahwa nikmat sehat itu sungguh luar biasa lebih dari
segala hal. Ingat slogan bahwa “mencegah lebih baik daripada mengobati”, cegah semua
penyakit dengan menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. Mari kita
bersama-sama bekerja sama ikut mencegah penularan biarkan para Dokter dan
jajarannya yang bertempur, pemerintah yang mengatur, dan masyarakat yang
mendukung serta mengikuti perintah Pemerintah.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Komentar
Posting Komentar