COVID-19
Penulis: Ainu Habibi
Wabah Corona merupakan hot issues di
wajah dunia. Dengan keadaan yang sekarang dunia dibuat bisu dan tak berdaya moral yang
kian dikesampingkan dari pada ilmu pengetahuan. Membuktikan dunia sudah di
atas ambang kematian sedangkan dari kacamata agama, Corona
sudah dianggap membahayakan jiwa. wabah ini bukan pertama kalinya, dulu pada zaman
sahabat sahabat Nabi menceritakan pernah terjadi hujan lebat sehingga membuat jalan-jalan
yang becek. Adzan ketika itu diubah redaksinya kalau dalam adzan ada kalimat hayya alash-sholah, yang artinya mari melaksanakan sholat maka panggilan ketika itu berbunyi sholatlah di rumah
kalian masing-masing ini bukan berkaitan dengan keselamatan jiwa tapi berkaitan dengan kesehatan dan kemudahan, ini merupakan sudut pandang
agama.
Majelis Ulama Indonesia
mengajak kepada seluruh umat muslim khususnya yang berada di tanah air
untuk tetap berikhtiyar dan bersama-sama berkontribusi sesuai kompetensi masing-masing dalam menghadapi COVID-19 sebagaimana yang telah ditetapkan dalam fatwa MUI Nomor 14 tahun 2020.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sekertaris Komisi Fatwa MUI, Dr. H. M.
Asrorun Niam Sholeh MA dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Kamis
(19/3).
Upaya yang
bisa kita lakukan untuk pada fase sekarang adalah dengan tetap berhati-hati,
dengan tidak memandang rendah COVID-19. Tetap berusaha waspada dengan tidak mendatangi tempat keramaian dan
yang paling utamanya banyak memainkan nilai spiritual
seperti memperbanyak bacaan sholawat.
Semoga kita semua dijauhkan dari mara bahaya dan jika memang kita harus memilih semoga kita semunya mati dengan terhormat.
Komentar
Posting Komentar