NIKMAT ALLAH LEBIH BESAR


Oleh: Nety Novita Hariyani


Setiap orang pasti dihadapkan oleh banyak persoalan. Masalah datang bertubi-tubi untuk menguji kualitas diri. Ada kalanya kita merasa lelah, namun masih bisa bangkit dari keterpurukan. Terkadang, kita juga menganggap permasalahan yang membebani kita lebih berat dibandingkan yang orang lain alami. Tapi tak pernah tahu bahwa banyak orang merasakan penderitaan yang jauh lebih perih. 

       Setiap diri kita adalah pendosa, yang seringkali bertaubat namun kembali melakukan dosa. Ntah seberapa banyak dosa yang diperbuat namun Allah tidak pernah habisnya memaafkan. Walau sudah menempuh jalan hijrah masih ada secuil hasrat untuk berbuat kedzhaliman, yang menjadi perisai tak lain ketakwaan setiap insan. Dia ingin menembus perisai jahat itu atau menerima saja tanpa berbuat apapun.

       Jika ada saat dimana kita berada dalam ruang sempit, butuh bernapas lebih. Jangan paksa diri untuk terjerat dalam bilik itu. Ketika kita benar-benar terpuruk, maka tidak ada yang kita butuhkan selain bicara dengan diri sendiri. Coba tanya apa yang ia mau? Coba kenali siapa wajah dibalik cermin itu? Lewat matanya mungkin kamu bisa menyelami maksud hatinya.

       Memang benar, kebaikan dibalas kebaikan pun kejahatan dibalas kebaikan. Namun kita perlu juga apresiasi diri. Jangan mengorbankan perasaan untuk kebahagiaan orang lain sesaat, tapi rasa sakit kita mendarah daging di kemudian hari. Setidaknya kita juga harus memperhatikan kesehatan mental dan memilih jujur dengan diri perihal apapun.

Ada atau tidaknya keinginan untuk menjalani bahtera kehidupan yang lebih baik, manusia sendiri yang menentukan. Setiap diri manusia adalah nahkoda, yang mengarungi lautan dengan gagah berani dan menentukan ke arah mana ia akan berlayar hingga sampai di sebuah dermaga yang ia tuju. Seperti itulah manusia bertindak seharusnya, bukan pasrah menerima keadaan sebelum mengetahui lautan kehidupan. Jangan bersedih terhadap apa yang belum ditakdirkan untuk kita, yakini bahwa nikmat Allah lebih besar dari itu semua. 


Pondok Pesantren Darun Nun Malang 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH