KAMPUNG PROGRESIF

 

http://banten.co/lukisan-kehidupan-masyarakat-baduy-jadi-kebanggan-wks-rangkasbitung/

Oleh: Bagus Isnu Hariadi

Kampung bendungan merupakan pencetak generasi yang berkemajuan, setiap apapun yang dilakukan oleh kaum muda entah dari segi penampilan atau tindakan selalu mendapatkan dukungan moral sekitarnya. Masyarakat sana berprinsip bahwa  tidak lagi penindasan bagi sesama dan setiap dari langkah pasti membawa makna. Dari kecilnya prinsip yang ditanamkan oleh orang-orang tua dulu selalu bergulir hingga ke kaum muda, maka tak khayal jika pemuda pada kampung berjuluk star village itu ber-mindset kemajuan.

Pak Argus selaku kepala suku dikampung Bendungan, tak lelah dalam mengontrol kondisi kehidupan masyarakat, dia mengajak kepada semua untuk tetap mematuhi hukum adat yang sudah ada. Dilain hari pak Argus menjumpai pemuda yang berpenampilan rapi layaknya pejabat, sehingga dalam hati pak Agus mendobrak agar bertanya pada dia

“Hei Sobat, hendak kemana dirimu.?”

Lagak keakraban dari sosok kepala suku dan bahasa khas kampung Bendungan yang digunakan untuk memanggil pada seseorang yang tidak dikenal yaitu dengan panggilan Sobat.

“Iya pak, perkenalkan saya Alucard. Saya hendak ke warung kopi”

“Baik nak Alu, apa filosofi penampilanmu seperti itu nak?”

Pak Argus menanyakan tanpa rasa malu, sebab dia yakin bahwa tidak mungkin seorang pemuda dalam mengambil suatu hal pasti ada kaitannya dengan kondisi.

“Hmmm.. iya pak, maksud dari style saya merupakan harapan supaya ada keridhaan dari kolega sekitar dan tidak merasakan risih”

Pak Argus cukup melongo atas jawaban si Alucard, sehingga hatinya mengumamkan kata-kata yang sedikit naik intonasinya, akan tetapi bisa terfilter ketika akan diucapkan di mulut.

“Pakah kamu audah memahami hukum adat di kampung ini nak.?”

“Tentu pak, makanya saya ber-style seperti ini. Saya senang jika kemerdekaan bagi setiap warga dibangun dikampung sini pak”

“Iya kamu benar, saya berharap kamu sebagai pemuda terus mempertahankan nilai-nilai local wisdom yang sudah lama ada ini. Kamu tahu kenapa kampung ini memiliki budaya dan kebiasaan seperti ini nak.?”

“Selama ini saya baru memahami arti dari kemerdekaan saja pak, belum sampai ke tujuan dan maksud dari budaya tersebut.”

“kebetulan sekali nak bapak masih ada, sehingga kamu  bisa bertanya ke saya. Perlu kamu ketahui nak bahwasanya tujuan dari leluhur kita agar anak muda lebih tau dari kemerdekaan dan bisa mengasah lebih giat kreativitasnya dan kami sebagai kaum tua sebagai pendorong saja”

“Jadi begitu ya pak, baik pak. Kami sebagai generasi muda pun turut berterimakasih atas pemberian ruang dan bimbingan sehingga kita bisa tahu hal yang belum kami tahu”

Selesai dalam percakapan, Alucard beranjak ke warung kopi dan pak Argus kembali perjalanan untuk melihat kondisi warganya. Sambil senyum setelah bisa menyapa anak muda tadi dihati kepala suku ini bergumam “harapan kecil saya semua anak mudah bisa mendeklarasikan kemerdekaannya mulai hari ini sebelum datang masa penjajahan dimasa tuanya”.



Pondok Pesantren Darun-Nun Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH