“Kenakalan” Para Mahasiswa yang Sering dilakukan di Perpustakaan
Sumber foto: lolytasari-wordpress.com |
Kenakalan,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan tingkah laku secara ringan yang
menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Norma yang berlaku di
setiap tempat juga berbeda. Mari kita ambil contoh, ketika berada di masjid
dengan di warung pasti mempunyai norma yang berbeda. Di dalam masjid,
diharuskan yang memasukinya untuk berpakaian sopan sebagaimana semestinya.
Berbeda dengan di warung, boleh duduk dengan model apapun sambil
bersantai-santai menikmati gorengan maupun kopi. Dan tentu semua orang tahu
akan hal itu meski norma tersebut tidak tertulis.
Biasanya, kenakalan
diidentikkan dengan anak kecil yang belum cukup umur. Namun jika ditelisik
lebih jauh lagi para mahasiswa juga bisa melakukan kenakalan. Malahan terkadang
menggelikan serta bikin malu. Mari kita ambil contoh kenakalan para mahasiswa
yang biasanya terjadi di lingkup kampus, khususnya perpustakaan. Perlu
diketahui tulisan ini disclaimer.
- Mengambil Buku
Tanpa Hati-Hati
Terlihat sepele namun hal ini dibenci oleh pemustaka
lain, khususnya pegawai perpustakaan. Bayangkan kalian dengan susah payah
menyampul buku hingga rapi dan cantik tetapi dalam sekejap ada mahasiswa tanpa
rasa bersalah, mengambil buku tanpa hati-hati kemudian robek. Pasti rasanya
ingin berkata kasar kepada mahasiswa itu. Apa sih susahnya, mengambil buku
dengan hati-hati. Toh kalau sampul bukunya cantik lagi rapi kan bakal awet,
bakal banyak juga yang suka berkunjung ke perpustakaan. Tapi meskipun begitu
tetep aja ada salah satu oknum mahasiswa yang berbuat nakal ini.
2.
Mengembalikan
Buku Yang Telah Dibaca Tidak Pada Tempatnya
“Emang salah ya kalau kita langsung taruh di meja? Kan
ada pegawai perpustakaan yang bakal ngerapihin” perkataan itu ada benernya juga
sih tetapi sebagai mahasiswa yang bijaksana yang mempunyai ambisi yang besar
tidak sepatutnya mengembalikan buku dengan asal-asalan.
Setiap buku yang ada di rak, mempunyai kode nomor yang
berbeda-beda, disesuaikan dengan tema dan klasifikasi dari pihak pegawai
perpustakaan. Setiap pemustaka dalam mencari buku yang dibutuhkan, pasti menuju
meja dengan satu set komputer untuk melihat katalog buku. Jika ada buku yang
tidak diletakkan pada rak yang tidak sesuai nomornya, pemustaka yang
membutuhkan buku itu akan sulit menemukannya. Jadi dimohon untuk mengambalikan
pada tempatnya
3.
Ngobrol dengan Temannya
Sebenarnya nggak salah sih ngobrol sama temannya.
Cuman kalo ngobrolnya keras kayak di pasar akan sangat mengganggu sekali
pemustaka yang lain. Iya kalau pemustaka lain sabar dan pengertian, jika tidak,
mungkin akan terjadi baku hantam dalam perpustakaan hanya masalah ngobrol
terlalu keras.
Lagian kan hampir seluruh perpustakaan di mana pun ada
peraturan dilarang berbicara keras. Tetapi balik lagi, namanya juga udah asik
dan nyaman ngobrol sama temen. Pasti bawaannya pengen ngobrol lepas tanpa beban
dan tanpa dosa.
Meskipun begitu kita harus tetap memberikan apresiasi
sebagus mungkin kepada para mahasiswa yang meluangkan waktunya untuk
mengunjungi perpustakaan. Karena banyak juga mahasiswa yang hanya satu dua kali
ke perpustakaan, itu pun karena dipaksa sama dosen.
Komentar
Posting Komentar