“Kenakalan” Para Mahasiswa yang Sering dilakukan di Perpustakaan

Sumber foto: lolytasari-wordpress.com

Oleh : Muhammad Hadiyan Elihkam
 

Kenakalan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Norma yang berlaku di setiap tempat juga berbeda. Mari kita ambil contoh, ketika berada di masjid dengan di warung pasti mempunyai norma yang berbeda. Di dalam masjid, diharuskan yang memasukinya untuk berpakaian sopan sebagaimana semestinya. Berbeda dengan di warung, boleh duduk dengan model apapun sambil bersantai-santai menikmati gorengan maupun kopi. Dan tentu semua orang tahu akan hal itu meski norma tersebut tidak tertulis.

Biasanya, kenakalan diidentikkan dengan anak kecil yang belum cukup umur. Namun jika ditelisik lebih jauh lagi para mahasiswa juga bisa melakukan kenakalan. Malahan terkadang menggelikan serta bikin malu. Mari kita ambil contoh kenakalan para mahasiswa yang biasanya terjadi di lingkup kampus, khususnya perpustakaan. Perlu diketahui tulisan ini disclaimer. 



  1. Mengambil Buku Tanpa Hati-Hati

Terlihat sepele namun hal ini dibenci oleh pemustaka lain, khususnya pegawai perpustakaan. Bayangkan kalian dengan susah payah menyampul buku hingga rapi dan cantik tetapi dalam sekejap ada mahasiswa tanpa rasa bersalah, mengambil buku tanpa hati-hati kemudian robek. Pasti rasanya ingin berkata kasar kepada mahasiswa itu. Apa sih susahnya, mengambil buku dengan hati-hati. Toh kalau sampul bukunya cantik lagi rapi kan bakal awet, bakal banyak juga yang suka berkunjung ke perpustakaan. Tapi meskipun begitu tetep aja ada salah satu oknum mahasiswa yang berbuat nakal ini.



2.                  Mengembalikan Buku Yang Telah Dibaca Tidak Pada Tempatnya

“Emang salah ya kalau kita langsung taruh di meja? Kan ada pegawai perpustakaan yang bakal ngerapihin” perkataan itu ada benernya juga sih tetapi sebagai mahasiswa yang bijaksana yang mempunyai ambisi yang besar tidak sepatutnya mengembalikan buku dengan asal-asalan. 

Setiap buku yang ada di rak, mempunyai kode nomor yang berbeda-beda, disesuaikan dengan tema dan klasifikasi dari pihak pegawai perpustakaan. Setiap pemustaka dalam mencari buku yang dibutuhkan, pasti menuju meja dengan satu set komputer untuk melihat katalog buku. Jika ada buku yang tidak diletakkan pada rak yang tidak sesuai nomornya, pemustaka yang membutuhkan buku itu akan sulit menemukannya. Jadi dimohon untuk mengambalikan pada tempatnya



3.                  Ngobrol dengan Temannya

Sebenarnya nggak salah sih ngobrol sama temannya. Cuman kalo ngobrolnya keras kayak di pasar akan sangat mengganggu sekali pemustaka yang lain. Iya kalau pemustaka lain sabar dan pengertian, jika tidak, mungkin akan terjadi baku hantam dalam perpustakaan hanya masalah ngobrol terlalu keras.

Lagian kan hampir seluruh perpustakaan di mana pun ada peraturan dilarang berbicara keras. Tetapi balik lagi, namanya juga udah asik dan nyaman ngobrol sama temen. Pasti bawaannya pengen ngobrol lepas tanpa beban dan tanpa dosa. 

 

Meskipun begitu kita harus tetap memberikan apresiasi sebagus mungkin kepada para mahasiswa yang meluangkan waktunya untuk mengunjungi perpustakaan. Karena banyak juga mahasiswa yang hanya satu dua kali ke perpustakaan, itu pun karena dipaksa sama dosen.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH