SOBAT SAMBAT, LOSS!
Source Image: https://i.pinimg.com/originals/7b/3c/a2/7b3ca219a76d597618f4f47608ffb3e2.jpg |
Oleh: Bagus Isnu Hariadi
Setiap yang sambat dijalan yang benar tetap akan mendapat kenikmatan
tersendiri, karena dijalan ini menjadi jalan para pemula untuk menuju
kepada-Nya. Dan dalam menikmati dijalan yang benar sungguh bahwa dia ini
benar-benar mengagungkan dan merasakan ke-ber-ada-anya, maka disitu Tuhan akan
menambahkan kenikmatan yang lebih.
Dua sifat tadi yang benar-benar dimiliki manusia, dengan model
dalam mengekspresikannya bermacam-macam; tergantung sosial yang dijalani, pun
juga menyesuaikan mood bathin yang sedang menghegemoni. Sambat bisa terjadi di
manapun dan kapan pun, sebab kemunculannya akan selalu beriringan dengan
dinamisnya lingkungan. Menjadi seorang yang gampang sambat tidaklah melulu menjadi
konotasi yang , asal dijalan yang benar. Lantas bagaimanakah mengekspresikan
kesambatan itu dengan benar.?
Menjalani kesambatan yang baik itu tentu dengan hal yang positif,
dengan beitu kesambatan yang melekat akan berubah menjadi busur panah yang melesat
ke arah sasaran yang tepat. Kita tahu makna dasar dari sambat ialah mengeluh,
mengaduh. Jika sudah begitu lantas ketika masalh datang hal yang membikin cemas
bathin tentu membutuhkan tempat untuk pengaduan, ini terserah bagi para
pesambat dia akan mengadu? Dan kepada
siapakah?
Sebagai orang yang memiliki nilai kepercayaan tinggi pada agama, maka
pastilah kita akan kembalikan segala keadaan kepada pencipta. Sesuai dengan
norma yang ada, kita diajarkan untuk benar-benar kembali kecuali hanya padaNya,
selain itu jangan! Jangan sekali-kali tidak melibatkan Dia dari setiap keluh
kesah mu, dan bukan berarti juga engkau seakan-akan mencercah atau
mengintimidasi Dia, tetapi lebih ke arah
Roja’, kembali pada Nya; pemilik rasa dari segala rasa.
وَاَنِيْبُوْٓا
اِلٰى رَبِّكُمْ وَاَسْلِمُوْا لَهٗ.
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya.”(Q.S.39:54) Via KESAN.
Komentar
Posting Komentar