SANTRI HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN INTERNET DAN TEKNOLOGI, APAKAH BISA?
Oleh: Syahrul Alfitrah Miolo
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional yang ada
di Indonesia. Namun, bukan berarti bahwa pondok pesantren tidak bisa
menggunakan proses dan media pembelajarannya yang modern. Kiai memiliki peran
dalam memperkuat revolusi industri melalui pendidikan pesantren. Pendidikan
yang diajarkan oleh kiai di pesantren tidak hanya persoalan keilmuan saja, tapi
dalam menata karakter dan membentuk kemandirian pula. Dalam hal memperkuat
revolusi industri tersebut, kiai harus berani mengambil tindakan yang dinilai
sedikit menyalahi tradisi kepesantrenan. Tindakan tersebut berupa melibatkan
internet dan teknologi dalam proses pembelajaran para santri, sehingga santri
dapat merasakan perkembangan zaman dan globalisasi.
Para kiai dalam hal ini pondok pesantren harus berani dalam
berinovasi dalam menata program-program pendidikan. Inovasi yang dimaksud harus
mengimplikasikan internet dan teknologi sebagai proses serta media
pembelajarannya. Namun, inovasi ini tidak serta-merta memberikan kebebasan
penuh kepada santri dalam mengakses internet dan mengoperasikan teknologi, akan
tetapi pondok pesantren harus mempunyai batasan-batasan yang dapat mengontrol
para santri dalam menggunakan internet dan teknologi.
Tentunya langkah yang diambil oleh pondok pesantren ini dapat
mengundang kritikan oleh pondok pesantren lain yang dinilai masih konservatif,
yaitu pondok pesantren yang sangat menjunjung tinggi tradisi pembelajaran ala
pesantren, seperti bandongan dan sorogan. Keduanya sering dinilai negatif oleh
pemerhati pendidikan, karena pembelajaran tersebut menjadikan kiai sebagai
kebenaran yang absolut. Padahal tradisi pembelajaran tersebut dapat dikemas
dengan inovasi-inovasi yang dapat mengangkat citra pondok pesantren.
Komentar
Posting Komentar