GANG KECIL DI KALA HUJAN

Oleh: Hilwah Tsaniyah

Sore hari dengan langit yang biru itu bergeser pelan menjadi abu-abu. Angin pun ikut berhembus pelan menyapa dedaunan. Langit memang mendung, namun angin dan udara yang sejuk itu membuat banyak orang memilih duduk-duduk dan bencengkrama di depan teras rumah bersama keluarga atau bersama para tetangga.

Selepas adzan ashar berkumandang, rintik hujan mulai turun dan perlahan membasahi halaman depan rumah, jalan-jalan, dan pohon-pohon. Orang-orang pun ikut berhamburan. Ada yang berlari menuju rumah, ada yang mengambil jemuran, atau memasuki motor ke dalam teras rumah masing-masing. Rintik-rintik yang jatuh itu menjadi gerimis kemudian berganti menjadi guyuran hujan deras.

Kalau tidak hujan, sore itu di gang kecil itu ramai dengan orang-orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang tampak santai duduk di teras rumah, ada yang mengantar anaknya mengaji, atau gerobak yang menghalangi motor lewat karena ukurannya yang lebih lebar dibanding motor. Juga suara lalu lalang motor dan mobil di jalan raya yang terdengar hingga ke rumah-rumah yang berada di gangan kecil itu.

Hujan sore itu membuat jalan-jalan dan pepohonan basah dan lembab. Keadaan menjadi agak sepi. Hanya ada suara motor yang sengaja melewati gangan kecil itu untuk memotong jalan raya yang banjir saat diguyur hujan. juga suara mangkok dan sendok tukang bakso yang berteduh di depan warung. Suasana sore yang teduh dan sejuk akibat hujan turun membuat perut lapar dan menginginkan sesuatu yang hangat seperti makan bakso atau minum teh hangat.

Begitulah keadaan hujan sore hari di gang kecil kala itu. Semuanya akan menjadi memori yang indah untuk dikenang dan kelak diceritakan. Tempat tinggal dan bertumbuh. Banyak yang pergi dan berganti. Semoga keadaan yang hangat itu tetap sama meski jauh dari kata sempurna.


Pondok Pesantren Darun-Nun Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS DESKRIPTIF PONDOK PESANTREN DARUN NUN

KISAH HARU SANG DOKTER

BIOGRAFI PENGARANG KITAB QAMUS AL MUHITH